KUVET MURAH

KUVET KUARSA / GELAS dan DISPOSIBLE KUALITAS TERBAIK DENGAN HARGA BERSAING
MULAI DARI Rp 100.000,-
Hubungi 082295039612

Jumat, 25 November 2011

PEMANTAPAN MUTU

I. PENDAHULUAN
Mutu di bidang laboratorium meliputi input, proses, output, dan outcome. Laboratorium dinyatakan bermutu apabila mampu menghasilkan hasil nanlisis yang memiliki nilai akurasi dan presisi yang tinggi. Proses kerja dan manajemen laboratorium dinyatakan bermutu jika mampu menciptakan suasana kerja yang baik dan sesuai dengan standar nasional ataupun internasional.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium mempunyai arti keseluruhan proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan. Agar diperoleh sistem manajemen yang baik yang di latar belakangi oleh sumber daya manusia yang professional dan bertanggung jawab. Kegiatan mutu meliputi kegiatan pemantapan mutu internal dan kegiatan pemantapan mutu eksternal.

II. PEMBAHASAN
A. Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Program pengendalian dan pemantapan mutu internal meliputi semua upaya yang dilakukan secara mandiri untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dapat dipercaya dan diandalkan.
Upaya yang dilakukan untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan dapat dipercaya antara lain:

1) Mutu reagent dan alat yang digunakan.
Upaya yang dilakukan meliputi pembuktian terhadap reagensia, pengecekan alat/instrumen dan pemeliharaan alat/instrumen secara terjadwal untuk meyakinkan bahwa reagent dan alat/instrumen digunakan memenuhi syarat.
2) Ketelitian dan ketepatan pemeriksaan.
Upaya yang dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan terhadap bahan kontrol normal dan patologis pada setiap hari / setiap kali ada jadwal kerja pemeriksaan. Apabila analisis menemukan kesalahan-kesalahan pada saat pengerjaan bahan kontrol tersebut, maka sampel pasien tidak boleh dikerjakan sebelum analisis menemukan penyebab kesalahan dan memperbaikinya.
3) Mutu antar setiap analisa.
Jenis peralatan yang digunakan pada setiap analisa berbeda-beda, tetapi mutu hasil yang dikeluarkan adalah sama. Semua analisa menetapkan nilai bahan kontrol bersama-sama dengan pengerjaan untuk sampel pasien, kemudian melaporkan hasilnya kembali ke bagian Technical Quality Assurance (TQC) Manajemen laboratorium.
Manajemen pengendalian mutu internal meliputi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap pra-analitik
2. Tahap analitik; dan
3. Tahap pasca-analitik
Tujuan dari tahap manajemen pengendalian mutu adalah:
- Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan.
- Mempertinggi kesiapan tenaga.
- Memastikan semua proses yang akan dilaksanakan telah dilakukan dengan benar.
- Mendeteksi kesalahan dan mengakui sumbernya.
- Membantu perbaikan pelayanan melalui peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium.
Pengendalian mutu pra-analitik mencakup semua tahapan sebelum pemeriksaan laboratorium dilakukan, yaitu: persiapan pasien dan pengambilan atau penanganan specimen (bahan pemeriksaan).

Jenis kegiatan pemantapan mutu internal adalah:
1. Penyediaan prosedur tetap tertulis
Sebelum kegiatan dilaksanakan, persiapan pasien harus disiapkan terlebih dahulu dengan baik sesuai persyaratan pengambilan specimen.
2. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan sesuai dengan spesifikasinya.
Proses kalibrasi internal dapat dilakukan, jika mempunyai peralatan standar yang mempunyai tingkat accuracy yang lebih tinggi dari alat yang akan dikalibrasi dan juga harus “Calibrated”. Kalibrasi dapat dilakukan secara internal, caranya dapat dilakukan sesuai dengan buku manual alat yang akan dikalibrasi.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatannya. Oleh karena itu, alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala.

Adapun peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
a) Lemari es (Refrigenerator); mencatat suhu dengan menggunakan termometer
b) Oven, dengan mencatat suhu menggunakan termometer.
c) PH meter, dengan menggunakan PH simulator dan larutan buffer standar.
d) Pipet, dengan menimbang bobot dari volume yang dihasilkan pipet kemudian dikonversikan melalui perhitungan.
e) Pemanas air; dengan mencatat suhu pada refrigenerator / oven.
f) Spektrofotometer; dengan ketepatan pengukuran absorban dan ketepatan panjang gelombang.
g) Stray light (stray energi) dengan standar sodium, gelas corning vicor dan standar filter bersertifikat.
h) Timbangan analitik (analytical balance) dengan menggunakan anak timbangan standar.
i) Timbangan elektrik (electrical balance) dengan menggunakan anak timbangan standar.
j) Termometer.


3. Uji kualitas reagen yang digunakan di laboratorium
Uji kualitas ini dilakukan untuk mengecek pemeliharaan reagen yang akan digunakan apakah memenuhi syarat atau tidak.
4. Uji ketelitian pemeriksaan dan uji ketepatan pemeriksaan dilakukan berkala.
Uji ketelitian ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap bahan kontrol normal dan patologis setiap hari/pada jadwal kerja pemeriksaan. Tujuannya, apabila analisis menemukan kesalahan pada saat pengerjaan kontrol, maka sampel pasien tidak boleh dikerjakan sebelum analisis menemukan penyebab kesalahan dan memperbaikinya.
Dalam memonitoring ketelitian dan atau ketepatan digunakan grafik kontrol charts, untuk mengevaluasi control charts mengacu pada aturan ‘WESTGARD’.

B. Pemantapan Mutu Eksternal
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak luar untuk memantau ketepatan hasil pemeriksaan. Contohnya laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan narkotika harus mengikuti program nasional Pemantapan Mutu Eksternal Toksiologi Obat (PNPMETO) dan PME khusus HIV yang diselenggarakan oleh pemeriksaan/organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah.
Program pengendalian dan pemantapan mutu eksternal penyelenggaraannya hampir sama dengan program internal. Hanya dalam hal ini pihak penyelenggaraannya bukan Manajemen Lab BIS, tetapi badan / lembaga pemantapan mutu resmi yang ada dalam negeri (Nasional) dan dari luar negeri (Internasional).
Lima faktor yang mempengaruhi mutu eksternal hasil pemeriksaan menurut manajemen LAB BIS, yaitu:
1. Peralatan yang baik
2. Metode pemeriksaan yang memenuhi kriteria diagnosa dini.
3. Reagensia /bahan kimia untuk menganalisa yang bermutu.
4. Analisis yang professional dan bertanggung jawab; dan
5. Manajemen laboratorium yang berorientasi pada mutu hasil pemeriksaan
Pemilihan peralatan, metode pemeriksaan dan reagensia dilakukan oleh bagian pengembang pemeriksaan (PPM) LAB BIS melalui suatu uji evaluasi. Oleh karena itu, mutu reagensia yang digunakan sebagai bahan dasar pemeriksaan sangat berpengaruh pada mutu hasil pemeriksaan,
Untuk proses kalibrasi eksternal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
- Sistem manajemen mutu laboratorium kalibrasi, bisa dilihat dari perolehan sertifikat akreditasi laboratorium. Apakah laboratorium tersebut sudah terakreditasi atau belum.
- Scope dan kemampuan laboratorium kalibrasi itu sendiri, apakah mampu mengkalibrasi alat ukur yang akan dikalibrasi.
- Selanjutnya mengenai cost and delivery.

Komponen Analisis Eksternal ada 4, yaitu:
1. Scanning, yaitu usaha untuk mempelajari segmen dalam lingkungan umum. Tujuannya untuk mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan pihak luar.
2. Monitoring, yaitu terjadi saat analisis mengamati perubahan lingkungan untuk melihat apakah sebenarnya suatu kecenderungan sedang berkembang. Tujuannya untuk mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan kecenderungan pihak Luar.
3. forecasting, yaitu terjadi saat analisis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi dan seberapa cepat sebagai hasil dari perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan monitoring. Tujuannya untuk mengembangkan proyeksi atau hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang di monitoring.
4. Assesing, yaitu untuk menentukan saat dan pengaruh perubahan oleh pihak luar serta kecenderungan manajemen strategi dalam suatu LAB BIS. Tujuannya menentukan waktu dan pentingnya perubahan serta kecenderungan pihak luar untuk strategi LAB BIS dan manajemennya.






III. KESIMPULAN

Pengawasan untuk peningkatan mutu merupakan konsep mutu dari teknik dan kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pemantapan mutu. Penjaminan mutu sebelum diproses, sedang diproses dan setelah diproses merupakan kegiatan terencana dan sistematis yang diterapkan dalam system manajemen mutu untuk meyakinkan bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Jadi, Quality assurance (QA) secara konsisten menghasilkan produk sesuai standar khusus atau mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan benar sejak awal hingga akhir.

IV. PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna tercapainya kesempurnaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar