KUVET MURAH

KUVET KUARSA / GELAS dan DISPOSIBLE KUALITAS TERBAIK DENGAN HARGA BERSAING
MULAI DARI Rp 100.000,-
Hubungi 082295039612

Minggu, 27 November 2011

Sistem Endokrin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.4
 Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.
Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.4
Terjadinya gangguan pengendalian endokrin akan menyebabkan beberapa kelainan, seperti penyakit gigantisme dan juga kretinisme.


1.2 Batasan Topik
Adapun batasan topik dalam pembahasan makalah ini adalah:
Definisi Endokrin
Klasifikasi Endokrin dan Fungsinya.
Fungsi Umum Endokrin
Karakteristik Endokrin
Pengendalian Endokrin
Kerja Hormon
Jenis Hormon
Struktur Kimiawi Hormon
Kelainan Endokrin






BAB II
PEMBAHASAN

2.1    DEFINISI SISTEM ENDOKRIN


Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopik sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari sekumpulan deretan sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Sekresinya disebut hormon. Hormon yaitu penghantar ( transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target(responsive cell) tempat terjadinya efek hormon.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu( sekresi internal yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam cairan limfe). Hasil sekresinya langsung beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Permukaan sel kelenjarnya menempel pada dinding steroid/kapiler.4

2.2    FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
Fungsi Umum:
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
Menstimulasi urutan perkembangan.
Mengkoordinasi sistem reproduktif.
Memelihara lingkungan internal optimal.5

Fungsi Utama Sistem Endokrin dan hormon yang terlibat:

Homeostasis
Penyimpanan dan penggunaan energi melalui pengendalian metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Imbangan cairan tubuh dan elektrolit.
Fungsi kardiovaskuler.

Hormon yang terlibat:
Insulin, glukagon, katekomlamina, growth hormon, kortisol, hormon-hormon tiroid.
Anti Diuretic Hormon, Aldesteron.
Hormon-hormon tiroid.

Reproduksi
Perkembangan organ seks dan sifat-sifat kelamin sekunder
Gametogenesis( produksi sel telur dan sperma).
Siklus menstruasi.
Kehamilan, kelahiran dan laktasi.

Hormon yang terlibat:
Estrogen(terutama estradiol), progesteron.
Prolaktin, oksitosin.
Androgen(terutama testosteron)5


2.3    KARAKTERISTIK ENDOKRIN

Sistem endokrin terdiri dari sel-sel, jaringan, dan organ yang mampu mensintesis dan mensekresi hormon langsung ke dalam kapiler darah dan limfatika. Akibatnya, kelenjar/ organ endokrin tidak memiliki saluran keluar.
Selain itu, sel-sel pada kebanyakan organ endokrin tersusun berupa deretan atau kelompok, dikelilingi banyak jejaring kapiler.
Adapula sel-sel endokrin yang terdapat sendirian yang dibedakan dari kelenjar enokrin bersel satu karena kenyataan bahwa kutub sekresi mereka( bagian sel yan mengandung produk pensekresi yang matang) tertuju langsung ke arah alas kapiler dibawah suatu epitel dan tidak ke arah lumen suatu organ yang dilapisi oleh epitel itu, contoh: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, adrenal, dan lain-lain.
Kelenjar endokrin yang khas untuk tipenya terdiri dari kumpulan sel-sel pensekresi yang tersusun dalam lembaran-lembaran, tali-tali atau sarang sel yang tidak teratur yang terfiltrasi oleh suatu anyaman rumit dari kapiler/ pembuluh darah sinusoidal, yang terletak dalam kerangka jaringan penyambung tipis.
Jaringan utama didominasi oleh sel kelenjar yang menghasilkan hormon.
Regulasinya dengan sistem saraf, hormon kelenjar lain, kadar metabolit.
Sistem endokrin dan hubungannya dengan sistem saraf, sama-sama mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.  Kedua sistem ini berfungsi untuk mempertahankan homeostasis tubuh.1


2.4    KLASIFIKASI SISTEM ENDOKRIN

Sistem Endokrin terdiri dari beberapa kelenjar:
1. Pineal
2. Hypothalamus
3. Pituitary
4. Thyroid
5. Paratiroid
6. Thymus
7. Adrenal
8. Pankreas
9. Ovary
10. Testis




















1) KELENJAR HIPOFISIS

Kelenjar ini adalah kelenjar yang tidak didasar tengkorak ( sela tursika) fossa pituitaria os sphenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting di dalam mensekresi hormon dari semua organ endokrin, yaitu sebagai pengatur kegiatan hormon yang lain dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar lain.
Kelenjar hipofisis mengontrol fungsi seksual dan tiroid, pertumbuhan dan metabolism air,protein dan karbohidrat.
Kelenjar ini tergantung dari hipotalamus suatu masa jaringan saraf yang membentuk lantai ventrikel ke 3.

a) Lobus Anterior
Kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
Hormon pertumbuhan (somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Hormon totropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menhasilkan tiroksin.
Hormon adrenokortikotropik(ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal ini.
Hormon gonadotrofik :
Hormon perangsang folikel(FSH) yang berfungsi merangsang perkembangan folikel graaf di dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
Luternising Hormon(LH) atau Interstisial Cell Stimulating Hormon ( ICSH) mengendalikan sekresi ustrogen dan progesteron di dalam ovarium dan testosteron di dalam testis.
Hormon ketiga dari hormon gonadotrofik ini ialah Luteotrofin atau prolaktin, mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.

b) Lobus Posterior
Fungsinya adalah mengeluarkan dua jenis hormon,yaitu:
Hormon Anti-diuretik (ADH)  mengatur jumlah air yang melalui ginjal,
Hormon Axitoksik merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.



2) KELENJAR TIROID

    Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan  tiroid yang disebut isimus tiroid dan yang melintasi trakea di depannya.

Struktur:
Kelenjar tiroid terdiri atas 2 sejumlah besar vesikel yang dibatasi oleh epithelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah-limpah dan yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid , yang mengandung zat senyawa yodium, zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini adalah hormon tiroksin.

    Fungsi:
            Sekresi tiroid di atur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu oleh hormon titotropik. Fungsinya sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan  oksigen dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbon dioksida.



3) KELENJAR PARATIROID

Kelenjar ini berjumlah 4 buah terletak dibelakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dari usus, sekresi kalsium oleh ginjal dan pelepasan kalsium dari tulang.

Fungsi Umum:
Mengatur metabolisme fosfor
Mengatur kadar kalsium darah

Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dan fosfor dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur:
Mengatur absorpsi kalsium dari usus
Ekskresi kalsium dan ginjal
Pelepasan kalsium dari tulang

Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel-sel tulang osteoklas untuk merombak matriks pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah.


4) KELENJAR TIMUS

Kelenjar timus terletak dalam torak, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kurang lebih 10 gram dan ukurannya bertambah pada masa remaja beratnya dari 30-40 gram dan kemudian mengerut lagi.
Fungsinya belum diketahui, tetap ada sangkut pautnya dengan produksi antibodi. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Kelenjar ini menghasilkan tirosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.


5) KELENJAR SUPRARENALIS (ADRENAL)

    Kelenjar ini berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan medulla (tengah).
    Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi menentukan jalan hidup.


6) KELENJAR PANKREAS ( LANGERHANS)

    Kelenjar ini merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal sebagai pulau-pulau langerhans. Kelenjar pankreas ini menghasilkan hormon insulin dan glikagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh yang menembus membran sel. Di dalam otot glukosa di metabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen atau glikogenesis dan lipogenesis. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mengsekresikan insulin. Sebaliknya glikogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.


7) KELENJAR KELAMIN (GONAD)

1. Ovari (kelenjar sex wanita)

Gonad sex dipengaruhi oleh hormon pituitari dan thyroid. Tanpa pituitari seorang wanita tidak akan menjadi dewasa. Kekacauan ovari pada wanita sering ada hubungannya dengan gangguan pada thyroid. Pada banyak wanita, menstruasi didahului dengan sakit kepala dan pituitari yang akan hilang bila aliran menstruasi mulai berjalan. Hormon ini merupakan diktaror yang menentukan apakah wanita akan langsing dan muda setelah menopause atau apa ia berubah gemuk. Hormon ini menentukan apakah ia punya keturunan atau tidak.


    Ovari menghasilkan dua hormon:
Estrogen, tanpa estrogen perkembangan buah dada dan menstruasi akan kurang baik.
Progesterone, untuk mempersiapkan kehamilan seorang wanita.

2. Testosterone ( hormon pria)

Hormon ini dihasilkan di gonad pria yang sangat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani pria. Testosterone mempengaruhi pertumbuhan tulang, orang memanfaatkannya untuk menyembuhkan tulang. Hormon yang kuat ini dapat membangunkan otot yang lemah, dapat memberikan zat-zat kepada otot jantung yang mengalami pengunduran. Bahkan testosterone dapat menolong seorang wanita yang menderita kanker payudara.3



2.5    KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN

1. Kelenjar hipofisis

Hiposekresi :  -    Sebelum pubertas menyebabkan anak tumbuh menjadi orang kerdil.
Sesudah pubertas, dengan keadaan sebelumnya normal akan terjadi keadaan yang dikenal dengan penyakit Shehan. Dalam kedaan ini timbul perubahan atrofik didalam kelenjar gonad, thyroid dan adrenal.
    Hipersekresi :  -    Sebelum pubertas menimbulkan gigantisme.
Sesudah pubertas menyebabkan akromegali, suatu keadaan dengan tulang dan juga organ lainnya seperti organ jaringan lunak menjadi tebal dan kasar.

2. Kelenjar tiroid

Sekresi dari tiroid normal berisi sedikit yodium, dan di daerah dengan yodium yang sangat kurang dalam persediaan airnya dapat diberikan garam yang sudah dibubuhi yodium atau manis yang dibubuhi yodium. Penyakit gondok (pembesaran sederhana tiroid) adalah umum di daerah ini.

Hiposekresi : Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan suatu keadaan yang namanya kretinisme, berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan nixudema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan bertambah berat, lamban, cara berfikir dan bicara lamban, kulit tebal dan kering, rambut rontok.

Hipersekresi : Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma, semua simptonnya sebaliknya dari niksudema. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut nadinya naik “cardial output” bertambah dan simpton cardeo vaskuler mencakup fibrilasi atrium dan kegagalan jantung.

3. Kelenjar paratiroid

Hipoparatiroidisma : Terjadinya saat kekurangan kalsium di dalam isi darah (hipokalsemia), mengakibatkan keadaan yang disebut tetani dengan gejala khas kejang dan konvulasi.
Hiperparatiroidisma : Over aktifitas kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium tergannggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan ke dalam serum darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas bahwa beberapa bagian keropos.
Hipertiroidisma         :     Pada gondok toxik jangan dikacaukan dasar pembesaran  
  sederhana. Pada golongan gondok non toxik kelenjarnya membesar tetapi sekresi tidak bertambah dan tidak abnormal.
Hipotiroidisma    :    Dapat diobati dengan tablet yang menghentikan produksi tiroksin dalam kelenjar.

4. Kelenjar suprarenal

Pada kelenjar ini terdapat penyakit Addison, penyakit ini adalah penyakit hipofungsi. Hiperfungsi dapat disebabkan oleh tumur kelenjar adrenal yang mengakibatkan sindrom cusching.3



2.6    HORMON UTAMA
Hormon
Yg menghasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar adrenal
Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik
(vasopresin)
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan ginjal menahan air
Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kortikosteroid
Kelenjar adrenal
Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
Anti peradangan
 Mempertahankan kadar gula darah , tekanan darah & kekuatan otot

Membantu mengendalikan    keseimbangan garam & air
Kortikotropin
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin
Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen
Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon
Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar hipofisa
-Mengendalikan pertumbuhan &  perkembangan
-Meningkatkan pembentukan protein
Insulin
Pankreas
-Menurunkan kadar gula darah
-Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormon)
FSH (follicle-stimulating hormon)
Kelenjar hipofisa
-Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
-Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon paratiroid
Kelenjar paratiroid
-Mengendalikan pembentukan tulang
-Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat
Progesteron
Indung telur
-Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi
-Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar hipofisa
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin
Ginjal
Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid
Kelenjar tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
TSH
(tyroid-stimulating hormon)
Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid.4





2.7    MEKANISME KERJA HORMON

Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik disel target. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespon.
    Reseptor untuk beberapa hormon terletak pada membran sel target, sedangkan reseptor hormon yang lain terletak di sitoplasma atau di nukleus. Ketika hormon terikat pada reseptornya, hal tersebut biasanya akan menginisiasi serangkaian reaksi di dalam sel, dengan setiap tahap reaksi yang semakin teraktivasi sehingga sejumlah kecil konsentrasi hormon bahkan dapat mempunyai pengaruh yang besar.
    Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan seriap sel yang di stimulasi biasanya memiliki sekitar 2000-100.000 reseptor. Setiap reseptor biasanya juga sangat spesifik untuk sebuah hormon, hal ini menentukan jenis hormon yang akan bekerja pada jaringan tertentu. Jaringan target yang dipengaruhi oleh suatu hormon adalah jaringan yang memiliki reseptor spesifikly.
    Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah :
1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptide dan hormon katekolamin.
2. Didalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama detemukan dalam sitoplasma.
3. Didalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom. 2



2.8    STRUKTUR KIMIAWI HORMON

1. Protein dan polipeptida
Peptida/derivate peptide dibuat di kelenjar buntuk yang berasal dari jaringan alat pencernaan, peptida bersirkulasi bebas dalam plasma lebih kurang 5-10 menit. Protein dan polipeptida mencakup hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior dan posterior, pankreas (insulin dan glukagon), kelenjar paratiroid (hormon paratiroid), dll.

2. Steroid
Hormon steroid mempunyai inti Cydo-pentano-perhidrophenantren yang dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium. Testis (testosteron), ovarium (estrogen dan progesterone), dan korteks suprarenal bersikulasi dalam plasma dan terikat pada transport protein kira-kira 60-100 menit.

3. Turunan asam amino tirosin
Yang disekresikan oleh kelenjar tiroid (tiroksid dan triodotironin) dan medulla adrenal (epinefrin  dan notepinefrin). Derivat asam amino dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla suprarendis dan neurokipofisis.2


2.9 PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadapbioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.4

PERAN HIPOTALAMUS & HIPOFISE
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
     Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.5


SITEM UMPAN BALIK
     Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
     Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.

AKTIVASI SEL-SEL TARGET
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (misalnya enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.5






















BAB III
PENUTUP


Kesimpulan:

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah:
    Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
    Sistem endokrin mempunyai beberapa fungsi yang berhubungan dengan homeostasis dan reproduksi. Sistem endokrin dan sistem saraf berfungsi sama-sama untuk mempertahankan fungsi tubuh.
    Sistem endokrin diklasifikasikan Sistem Endokrin terdiri dari beberapa kelenjar, yaitu : pineal, hypothalamus, pituitary, thyroid, paratiroid, thymus, adrenal, pankreas, ovary dan testis.
    Pengendalian endokrin berhubungan dengan hipotalamus dan hipofise. Jika terjadi kelebihan dan kekurangan hormon akan menyebabkan kelainan, contohnya : penyakit kretinisme atau gigantisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar